Namaku Ellen, aku bekerja sebagai receptionist di sebuah perusahaan di kota ini, untuk membiayai kuliahku di sebuah akademi sekertaris. Dengan struktur organisasi yang kecil di kantorku, dan masa kerjaku yang lebih dari setahun membuat tugasku menjadi lebih dari sekedar receptionist saja, aku di ditugasi oleh bossku untuk memegang sejumlah uang untuk biaya-biaya rutin kantor, tapi kemudian aku tergoda untuk menggunakan uang kantor tersebut untuk keperluan pribadiku, meski awalnya hanya sedikit, lama-kelamaan aku mengambil uang tersebut dalam jumlah yang cukup besar, dan bila di hitung-hitung total keseluruhan uang yang aku pakai cukup besar juga untuk ukuran seorang receptionist. Uang kantor yang aku pakai bisa mencapai 40 tahun gajiku sebagai receptionist. Awalnya bossku tidak mengetahui semua itu, karena aku cukup rapi dalam mengelola uang tersebut, tapi lama kelamaan sepertinya ia curiga juga, bossku adalah seorang wanita karier yang masih tetap melajang meski usianya sudah mendekati kepala 4.
Watak dan sikapnya sehari-hari cukup tegas sebagai seorang wanita. Tubuhnya juga sangat terawat, kebiasaan beliau setiap pagi waktu datang kantornya di lantai 4 adalah menggunakan tangga dengan sedikit berlari, meski ada lift di gedung ini. Tujuannya adalah untuk menjaga staminanya tetap fit, begitu katanya sewaktu aku tanya tentang kebiasannya itu. Ternyata bossku yang bernama Ibu Jessica telah mencurigai aku menggelapkan sejumlah uang untuk pengeluaran biaya kantor, sehingga tanpa